“Anda tidak butuh TV, tidak perlu radio, bahkan koran pun tidak,” kata Pitts, warga miskin USA yang tak punya rumah. “Anda cuma perlu akses Internet.”
Blog Berita menemukan dua liputan yang sangat menarik di koran The Wall Street Journal dan majalah Wired. Bagus sekali topik artikelnya: Tentang warga miskin Amerika Serikat yang aktif berinteraksi lewat situs sosial, forum, dan weblog di Internet.
Charles Pitts, 37 tahun, adalah warga San Francisco yang sudah dua tahun hidup sebagai gelandangan yang tak punya rumah. Tapi dia aktif mengakses Internet. Dia punya akun Facebook, MySpace, dan Twitter. Bahkan dia mengelola sebuah forum di Yahoo. Dia juga aktif membaca berita di situs media dan berkirim surat dengan teman-temannya lewat email. Menariknya ialah, dia menjalankan kehidupan digitalnya ini dari kolong sebuah jembatan tempat di mana dia tinggal bersama warga miskin lainnya. Begitu antara lain dikutip Blog Berita dari artikel The Wall Street Journal bertajuk “Di jalanan maupun di Facebook, sesama gelandangan tetap terhubung”.
Boleh saja tak punya alamat rumah, tapi punya alamat email
Ketika meninggalkan apartemennya dua tahun lalu, Charles Pitts segera berpikir: “Eksistensiku dan kehidupanku tidak akan berhenti gara-gara aku tidak punya rumah tinggal.”Dia pun membeli laptop Toshiba. Tapi karena rusak, dia beli lagi sebuah Dell bekas, tapi yang ini juga rusak layarnya tidak lama kemudian. Sekarang dia mengecek email dan memposting artikel ke forum dan blog dengan memakai komputer di instansi milik pemerintah seperti gedung perpustakaan, kampus, dan warung kopi milik temannya.
Sebelum tokoh spiritual Dalai Lama berkunjung ke kota itu beberapa waktu lalu, Pitts mencari tahu informasi soal Dalai Lama di Wikipedia, lalu dia mencetak artikel tersebut ke dalam perangkat iPod untuk dia baca di tempat tidurnya di kolong jembatan. “Setiap aku di bawah selimutku, berulang-ulang kubaca Dalai Lama begini, Dalai Lama begitu…,” katanya.
Akses Internet pantas dimasukkan sebagai hak asasi manusia
Pemerintah Kota New York telah menempatkan 42 unit komputer di beberapa shelter atau tempat berteduh, lengkap dengan koneksi Internet gratis. Pejabat kota mengatakan, sebagian besar yang memanfaatkan fasilitas itu adalah gelandangan atau warga yang tidak punya rumah.Warga miskin di sana punya sebuah forum di Internet bernama SF Homeless, dengan anggota 140 orang. Di forum ini diterbitkan jadwal-jadwal pertemuan maupun informasi serupa dari New Mexico, Arizona, dan Connecticut. Mereka juga punya sebuah blog berisi jajak pendapat tentang kehidupan jalanan. Mereka berpendapat, sudah selayaknya akses Internet ditempatkan sebagai salah satu bagian dari hak asasi manusia.
Warga miskin lainnya yang diliput Wall Street Journal adalah Skip Schreiber, 64 tahun, seorang filsuf amatir yang tinggal dalam sebuah mobil van merangkap rumahnya. Dia sempat depresi 15 tahun lalu karena masalah pekerjaan.
“Aku suka konsep Internet; sumber opini dan informasi yang tidak terbatas,” katanya.
Laptop memberi harapan bagi orang-orang yang tak punya rumah
Majalah Wired mewawancarai beberapa warga tanpa rumah yang memanfaatkan komputer dan Internet untuk mencari nafkah, salah satunya Happy Ivy di California. Lelaki 53 tahun ini tidur dalam bisnya. Tidak ada dapur atau kamar mandi di dalamnya, tapi ada sebuah perangkat komputer untuk editing video.Ivy termasuk penggila teknologi informasi. Dia mengaku sudah aktif di dunia Internet dan video sejak awal 1990-an. Dari dalam bisnya dia menjalankan sebuah situs televisi online dengan konten pendidikan maupun advokasi politik bagi kaum marjinal.
Blogger miskin lainnya yang diliput Wired ialah Kevin Barbieux di Las Vegas. Dia telah aktif menulis di blog gratis Blogspot.com sejak tahun 2004 dan kemudian memindahkannya ke Wordpress.com. Blognya itu, TheHomelessGuy, adalah weblog paling terkenal untuk kaum nomaden.
0 komentar:
Posting Komentar